Minggu, 15 Januari 2012

Scholes Sudah Tak Asing Dengan Nomor Punggung 22

Bola.net - Pekan lalu, Paul Scholes mengejutkan fans Setan Merah dan penggemar sepak bola Inggris dengan melakukan comeback bersama Manchester United. Scholes yang telah berusia 37 tahun dan memutuskan pensiun akhir musim lalu -bahkan ia sudah menggelar laga testimonial- kembali bermain untuk skuad Sir Alex Ferguson hingga akhir musim. Scholes memakai kostum bernomor punggung 22, karena nomor punggung 18 yang selama ini ia kenakan telah dipakai Ashley Young, pemain yang musim panas lalu didatangkan dari Aston Villa. Karena regulasi Premier League tak mengijinkan pemain berganti nomor punggung pada klub yang sama dalam satu musim kompetisi, maka Scholes pun tak bisa lagi memakai nomor punggung 18 yang selama ini menjadi trademark-nya. Namun nomor 22 bukan hal baru bagi Scholes. Menurut Indomanutd.org, pada awal karirnya bersama United, The Ginger Prince pernah memakai nomor punggung 24 pada musim 1994-95 dan 1995-96. Saat itu nomor 22 dipakai oleh Craig Lawton. Ketika Lawton hengkang dari United ke Port Vale, Scholes kemudian memakai nomor punggung 22. Ketika itu nomor 18 dipakai oleh Simon Davies. Saat Davies pindah ke Luton musim 1997-98, Scholes pun memakai nomor yang ditinggalkan Davies tersebut, nomor yang melekat di punggungnya hingga ia memutuskan pensiun tak lama setelah United kalah dari Barcelona di final Liga Champions 2011. (im/zul)

Bob Hippy Puji Konsep Akademi Nusantara

Bola.net - Konsep pembinaan usia muda melalui Akademi Nusantara mendapat pujian dari Bob Hippy. Menurut anggota Komite Eksekutif PSSI ini, konsep ini merupakan terobosan baru dalam memecah kebuntuan dalam pembinaan pemain muda. "Ini merupakan sesuatu yang baru dan pertama kalinya diterapkan. Selama ini kita tidak punya pondasi pembinaan usia muda yang baik. Padahal ekspektasi agar timnas kita berprestasi sangat tinggi," ungkap Bob, kala membuka "Kepelatihan dan Standarisasi Akademi Nusantara" di Malang, Minggu (15/01). Menurut Bob, saat ini, sistem pembinaan usia dini Indonesia sangat jauh tertinggal dari negara-negara lain. Di saat Indonesia baru akan memulai sistem pembinaan mulai usia 12 tahun, di negara lain, pembinaan telah dilakukan sejak usia yang lebih muda. "Rekan saya dari Australia mengatakan bahwa pembinaan usia muda di sana dimulai sejak usia tujuh tahun. Di Eropa, bahkan lebih muda lagi. Sejak usia lima tahun, anak-anak di sana sudah mendapat pelatihan yang tersistem dengan baik dan benar," papar mantan penggawa Timnas Indonesia ini. Lebih lanjut, Bob mengatakan bahwa dalam pembinaan ini akan diterapkan metode yang standar antara Akademi Nusantara yang berada di enam kota di Indonesia. "Kami akan menerapkan metode yang sama agar bisa terstandarisasi. Dengan standar yang sama dan pelatihan yang benar, saya optimis, InsyaAllah dalam dua tiga tahun ke depan, saya tidak akan kesulitan untuk membentuk timnas yang tangguh," tandasnya. (den/end)

Slave Radovski: Irfan Dimainkan Demi Kebaikan Persema

Bola.net - Pelatih Persema, Slave Radovski buka kartu terkait keputusannya menurunkan Irfan Bachdim dalam laga melawan Bontang FC di Stadion Gajayana Malang, Minggu (15/01). Menurutnya, ini merupakan bentuk kompromi demi kebaikan Persema. "Ini menunujukkan bahwa bukan ego saya ataupun ego Irfan yang dipentingkan. Keputusan ini demi kebaikan Persema," ungkap Slave, seperti diterjemahkan Manajer Persema, Willstar Sinaga. Sebelumnya, Slave memang sempat mengancam bakal memarkir Irfan. Pasalnya, penyerang berdarah Belanda ini mangkir dari latihan dan training camp beberapa waktu lalu. Bahkan, dalam konferensi pers jelang pertandingan, Sabtu (14/01) lalu, manajemen masih belum bisa memastikan peluang pemain kelahiran 11 Agustus 1988 ini bisa tampil. Pasalnya, manajemen beranggapan, akan sangat riskan apabila Irfan dipaksakan tampil, sementara kondisinya masih belum sepenuhnya siap. Lebih lanjut, Slave berharap agar kejadian ini menjadi sebuah titik balik bagi Irfan agar lebih disiplin lagi di masa yang akan datang dan bisa kembali merebut posisi di timnas, setelah sebelumnya didepak dari Timnas U-23 akibat masalah indisipliner serupa. "Semoga ini merupakan titik balik Irfan menjadi pemain yang lebih baik lagi dan bisa menembus lagi pintu timnas," harap Slave. (den/mxm)

Johan Ibo Ingin Perkuat Klub Papua

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA - Pemain sepak bola asal Papua yang kini memperkuat Arema Indonesia, Johan Ibo, mengutarakan keinganan kuat dirinya untuk bisa memperkuat salah satu tim asal tanah kelahirannya suatusaat nanti. "Selama ini saya sudah menghabiskan sebagian karir profesional saya di luar Papua. Jadi, saya berharap suatu saat bisa memperkuat salah satu tim Papua. Kalau memang ada tim Papua yang ingin menggunakan jasa saya,saya selalu siap," katanya. Di awal musim lalu, ia sempatmelalukan negosiasi dengan Persidafon, Persiwa, dan Persiram Raja Ampat. Karena akhirnya tidak ada kesepakatan dengan tiga tim Liga Super Indonesia (LSI) asalPapua tersebut, Johan akhirnya memilih bergabung dengan Arema Indonesia. Johan juga memberikan apresiasi kepada Persidafon yang menaklukkan Arema Indonesia dengan skor 2-1 pada lanjutan kompetisi LSI diStadion Mandala pada Jumat kemarin (13/1). "Selamat untuk Persidafon. Mereka bermain semakin baikdan matang,'' katanya.

Allegri: Inter Tidak Niat Bermain Bola

Bola.net - Massimiliano Allegri menyayangkan penyelesaian buruk dari AC Milan di Derby Milano dini hari tadi, serta menyebut Inter Milan yang menang tipis 0-1 tidak berniat bermain sepakbola. Rossoneri pagi tadi sesungguhnya mengumpulkan angka 67 persen penguasaan bola dalam laga di San Siro tersebut, namun sebiji gol lesakkan Diego Milito menjadi penentu kekalahan mereka. "Jika Anda lihat permainan ini, Inter hanya menunggu saat melancarkan ancaman, dengan counter attack dan memainkan 10 pemain di belakang bola," Allegri berkata pada Football-Italia.net. "Jadi hal seperti ini jelas tak mudah bagi kami, tim kami kesulitan mencari celah yang ada. Harusnya kami bisa unggul cepat, namun kemudian kami harus mentok karena 'tembok tebal' itu," "Inter secara fisik sangat kuat, mereka bertahan dengan sangat rapat. Kami punya kesempatan menyamakan angka beberapa kali, namun kami tak cukup tajam." "Kiper mereka (Julio Cesar) juga sangat bagus dengan penyelamatan-penyelamatan yang ia lakukan, Sesungguhnya bisa disimpulkan Milan bermain bola sementara Inter hanya bertahan," pungkas Max.(foti/lex)

kisah sukses pemain muda indonesia di Qatar

Kisah sukses terus mewarnai kiprah para pemain muda Indonesia yang berada di Qatar dan tergabung di Al-Khor Community Club. Beberapa waktu lalu, mereka sempat membantai tim kumpulan pemain Malaysia dengan skor 15-0, dan menggasak Eropa All Star dengan skor 7-0 pada partai uji coba. Skuad asuhan Yunus Bani juga berhasil merepotkan salah satu akademi terbaik di Qatar, Aspire Academy kala keduanya bertemu di turnamen mini usia dini, akhir pekan lalu. Pada partai semifinal, Al-Khor Community Club berhasil mempecundangi Aspire Academy B lewat adu tendangan penalti. Pada kesempatan itu, Al-Khor menang dengan skor 4-3. Sayang, pada partai final, kondisi fisik Alfi Syaid cs mulai menurun. Hal itu pun dimanfaatkan betul oleh Aspire Academy A. Dengan kekuatan yang lebih baik, Aspire Academy A akhirnya menang dengan skor 5-1. "Aspire merupakan akademi terbaik di negeri ini (Qatar). Bisa mengalahkan tim B sudah menjadi prestasi yang hebat. Pada kelompok mana pun, Aspire memiliki pemain-pemain yang hebat," ucap Yunus Bani "Para pemain sudah tampil maksimal pada laga semifinal. Namun sayang, pada partai final kondisi fisik mereka sedikit menurun. Meski begitu, bagi saya itu tak masalah. Saya tetap bangga kepada mereka," lanjut Yunus.

Timo: Timnas Kuat Tak Lepas Dari Pembinaan Usia Dini Berkualitas

Timo Scheunemann kini menjabat sebagai Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI, Timo Scheunemann © Mamat/Bola.net Bola.net - Tim nasional yang kuat tidak bisa dipisahkan dari pembinaan usia dini yang berkualitas. Pernyataan ini dilontarkan Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI, Timo Scheunemann. "Timnas yang kuat membutuhkan pemain-pemain bagus yang berlaga di liga profesional. Pemain-pemain bagus di liga pro berasal dari sistem pembinaan amatir yang berkualitas," ungkap Timo pada pembukaan "Kepelatihan dan Standarisasi Akademi Nusantara" di Malang, Minggu (15/01). Timo menambahkan,agar menghasilkan sebuah sistem pembinaan amatir berkualitas, mesti ada standarisasi, baik di bidang kurikulum maupun juga cara melatih. "Sebagai contoh, restoran cepat saji di Padang atau di Jakarta akan ada standarisasi baik dari menu juga cara memasak. Ini demi menjaga kualitas. Hal ini pula yang akan kami terapkan," ujar pemegang Lisensi A UEFA ini. Lebih lanjut, demi menjaga kualitas pula, Timo berjanji bahwa dalam sistem pembinaan usia muda ini tidak akan ada lagi istilahnya pemain titipan. "Tidak akan ada pemain titipan, yang tidak jelas kemampuannya, bisa masuk Akademi Nusantara," tandasnya. Program "Kepelatihan dan Standarisasi Akademi Nusantara" ini sendiri bakal berlangsung sampai 24 Januari mendatang. Setelah itu, program akan dilanjutkan dengan survey dan scouting di enam daerah lokasi Akademi Nusantara. (den/mxm)