Pelatih Persebaya Surabaya, Divaldo Alves, menuturkan dua alasan penyebab kegagalan timnya menang atas Persema Malang dalam lanjutan laga Indonesian Premier League (IPL) di Gelora 10 Nopember, Tambaksari Surabaya, Minggu (12/02).
Memang kondisi lapangan Gelora 10 Nopember akhir-akhir ini buruk karena derasnya hujan yang mengguyur Surabaya. Akan tetapi, ketidak-bisaan Green Force menjajal lapangan karena stadion dipakai Persebaya Surabaya Divisi Utama melawan PS.Bengkulu yang ia sesalkan. Apalagi dalam kondisi lapangan seperti itu.
“Yang pertama dan ini penting, tidak bisa dalam 24 jam, atau malah 15 jam ada dua tim berbeda mengunakan lapangan yang sama untuk pertandingan,” keluh pria asal Portugal ini dalam konferensi pers pasca pertandingan.
“Lapangan buruk, pemain kita bilang susah kontrol bola, mereka bilang kaki berat. Saya jadi tidak bisa bicara finishing, teknik atau apa pada mereka. Kondisi gantian lapangan dalam sehari itu jelek bagi sepak bola yang sedang berkembang.”
Kemudian kepemimpinan wasit Sulisyoko menjadi alasannya Divaldo selanjutnya. Bukan absennya sang bintang Andik Vermansyah. Ia menuturkan, “Yang kedua, sekali lagi saya tegaskan harus ada wasit asing di sini. Dua kali kita harusnya dapat penalti tadi. Feri (Ariawan) kontrol bola, dua pemain datang, dan.. Bang!.. memotong dia di kotak penalti.”
“Wasit seperti takut untuk memberi penalti. Tak di sini tak di Jepara, ini seolah ada yang memang berniat menghancurkan Persebaya,” tegasnya.
Sedikit berbeda dengan Divaldo, Pelatih Persema, Slave Radovski tak begitu mempermasalahkan kepemimpinan wasit. “Ketatnya pertandingan seperti ini membuat wasit berada dalam tekanan dan tak mampu berpikir jernih. Itu saja,” timpalnya.
Bola.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar