DONGENG SEBELUM TIDUR Dari Admin BBN buat Member
sejarah kompetisi sepakbola di Indonesia.
Perserikatan atau Persyerikatan adalah kompetisi sepak bola Indonesia
yang pertama kali dilaksanakan pada tahun 1931. Cikal bakal kompetisi
ini dimulai ketika pada tanggal 19 April 1930,
PSM Yogyakarta (PSIM Yogyakarta) bersama dengan
... VIJ Jakarta (sekarang Persija Jakarta),
BIVB Bandung (Persib Bandung),
IVBM Magelang (PPSM Magelang),
MVB Madiun (PSM Madiun),
SIVB Surabaya (Persebaya Surabaya) dan
VVB Solo (Persis Solo)
turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta.
Setelah melalui perbagai pertemuan akhirnya disepakati berdirinya
organisasi induk yang diberi nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia
(PSSI) pada tahun 1931 dan berkedudukan di Mataram.
Sejak tahun itu pulalah kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan.
Sebelum ada perserikatan sebenarnya ada kompetisi di Indonesia yang di
Mulai pada tahun 1914 yang di selengarakanoleh NIVB
(Nederlandsch-Indische Voetbalbond)/ PSSI-nya Hindia-Belanda yaitu
Kejuaraan Antar Kota Hindia Belanda.
Sampai tahun 1979 Kejuaraan
Nasional Perserikatan merupakansatu-satunya kompetisi tingkat nasional
di Indonesia. Kejuaraan Nasional Perserikatan bersifat amatir. Mulai
tahun 1979 Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menyelenggarakan
kompetisi sepak bola semiprofesional, diberi nama Liga Sepak Bola Utama
disingkat menjadi Galatama. Galatama merupakan salah satu pioner
kompetisi semiprofesional dan profesional di Asia selain Liga Hong Kong.
Hingga musim kompetisi 1982 PSSI mengizinkan penggunaan pemain asing di
pentas Galatama.Ada satu orang pemain asing asal Singapura yang sangat
tenardi kompetisi Galatama yaitu FandiAhmad yang memperkuat Niac Mitra
Surabaya. Bersama Niac Mitra Fandi Ahmad berhasil membawa klubnya
menjadi jawara di Galatama. Namun setelah itu Fandi Ahmad harus keluar
dari Indonesia karena adanya regulasi larangan penggunaan pemain asing
di Galatama.
Galatama semula diikuti hanya delapan klub. Selanjutnya
berkembang terus dan meramaikan putaran kompetisi nasonal yang selama
itu pelaksanaannya kurang teratur. Namun Galatama menimbulkan masalah
baru, karena klub-klub perserikatan menganggap kehadiran Galatama
sebagai hal yang tidak menyenangkan, yang terlalu dimanjakan.
Pada
awal-awal kompetisi, minat masyarakat bola cukup tinggi sehingga mampu
menyedot setiap pertandingan. Namun di tengah-tengah minat yang tinggi
itulah, klub-klub Galatama digerogoti pengaturan skor yangdilakukan oleh
para petaruh/penjudi. Akibatnya beberapa pemain yang ketahuan kena
suap, diajukan ke pengadilan, demikian juga para penyuapnya. Pamor
Galatama dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Terlebih sejak
dikeluarkannya pelarangan pemain asing, kemudian adanya kecurigaan main
mata antarbeberapa klub, diperparah isu suap. Galatama bukan hanya
ditinggalkan penonton, satu per satu klub pesertanya mengundurkan diri.
Tidak hanya itu, wajah sepakbolaIndonesia kemudian menjadi semakin
beringas. Ketidakpuasanterhadap kepemimpinan wasit, kekurangdewasaan
penonton dalam menerima kekalahan dengan mudah dapat menyulut emosi.
Kerusuhan demi kerusuhan begitu cepat berubah menjadi amuk. Apalagi hal
ini diperparah oleh ketidaktegasan PSSI dalam bersikap pada setiap kasus
kerusuhan, sehingga tidak juga menimbulkan efek jera. Akhirnya
mimpi-mimpi sepakbolaIndonesia menuju pentas dunia, seperti yang dulu
dikampanyekan oleh PSSI-pun semakin jauh dari kenyataan.
Menjelang
musim kompetisi 1993-1994, tak banyak klub-klub Galatama yang bisa
bertahan darikesulitan finansial. Sungguh berbeda dengan tim-tim asal
perserikatan yang masih bisa eksis karena ditopang dana APBD. Untuk
menyelamatkan klub-klub Galatama tersebut, PSSI akhirnya melakukan
sebuah revolusi dengan membuat sebuah kompetisi baru dengan
menggabungkan tim perserikatan dengan Galatama yang dikenal dengan Liga
Indonesia pada tahun 1994.
Pada tahun 1994, PSSI menggabungkan
Perserikatan dan Galatama dan membentuk Liga Indonesia, memadukan
fanatisme yang ada di Perserikatan dan profesionalismeyang dimiliki
Galatama. Dengan tujuan meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia.
Dalam perjalanannya liga indonesia jugatidak berjalan mulus, krisis
politikpada tahun1998 juga mempengaruhi animo masyarakat sepakbola
nasional, sepakbola indonesia berusaha untuk bangkit. Ketika tahun
2006sepakbola nasional dalam hal ini liga indonesia mulai didatangi para
peminatnya, rating televisi meningkat, animo penonton ke stadion pun
juga kembali tinggi.
Liga Super Indonesia adalah kompetisi sepak bola antar klub profesional level tertinggi di Liga Indonesia.
LSI diselenggarakan oleh PT Liga Indonesia (dahulu BLI) yang dimiliki oleh PSSI.
LSI dikuti 18 tim terbaik yang akan saling bertanding satu putaran
penuh kompetisi 34 pertandingan, kandang dan tandang. Sistem operasi
untuk setiap klub peserta dengan promosi dari dan degradasi ke Divisi
Utama.
#Junichi Minasuya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar