Senin, 30 Januari 2012

Raih Juara, PSSI Siap Beri Beasiswa Pada Timnas U-17

 Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin, menegaskan bahwa PSSI akan memberikan penghargaan kepada para pemain Timnas U-17 yang menjadi juara pada turnamen junior di Hongkong.

"Kami tidak akan memberikan bonus tapi kami akan memberikan penghargaan, berupa bea siswa," kata Djohar setelah menyambut Timnas U-17 di Bandara Soekarno-Hatta, Senin malam.

Timnas U-17 menyabet gelar juara di HKFA International Youth Football Invitation Tournament 2012 di Hongkong. Turnamen itu diikuti empat negara, dan Indonesia berhasil mengalahkan Hongkong, Singapura dan Makau.

Soal bonus, Djohar mengatakan bahwa PSSI akan mengubah tradisi yang dinilai kurang mendidik bagi pemain muda.

"Pemain U-17 tidak akan dapat bonus uang, karena itu akan merusak mental pemain. Mereka itu juga masih muda," kata Djohar.

Selanjutnya, menurut Djohar, pemain akan dikembalikan ke klubnya masing-masing.

"Kami berencana akan memasukkan mereka dalam satu pemusatan jangka panjang. Mereka tetap kami pantau, Saat ini mereka kembali ke klubnya masing-masing," kata Djohar.

Indonesia mengalahkan tuan rumah Hongkong dengan skor tipis 1-0, kemudian melumat Macau 4-1, dan di partai mengalahkan Singapura dengan skor 3-1.

Posisi kedua turnamen itu ditempati tuan rumah Hongkong yang kalah satu kali dan menang dua kali yakni mengalahkan Singapura 5-1 dan kalahkan Makau 1-0.

Peringkat ketiga ditempati Makau yang sama mengoleksi satu poin dengan Singapura namun Makau unggul dalam selisih gol.

KONI Kaltim : PSSI Pusat Ingin Mengadu Domba

KONI Kalimantan Timur menganggap aneh keputusan PSSI Pusat yang membekukan kepengurusan PSSI Kaltim, karena sebelumnya tidak ada laporan terkait kesalahan Pengprov PSSI Kaltim kepada KONI Kaltim yang juga menaungi semua pengurus olahraga di daerah.

"Pada saat pengajuan SK pengurus PSSI Kaltim beberapa waktu lalu, salah satu lembaran pengesahan adalah rekomendasi dari KONI Kaltim, karena memang secara faktual mereka merupakan organisasi olahraga di bawah naungan KONI Kaltim. Tapi begitu dibekukan, kami tidak diajak koordinasi, ini yang saya anggap keputusan aneh," terang Achmad Subhan ketua Binpres KONI Kaltim.

Subhan mengaku terkejut dengan keluarnya keputusan dari Ketua Umum PSSIDjohar Arifin mengenai aturan yang dikeluarkannya.

"Apa yang dilakukan PSSI Pusat sangat tidak prosedural karena Ketua Umum Pengprov PSSI itu dipilih anggotanya yang terdiri dari Pengkot dan Pengkab PSSI di Kaltim. Selain itu juga PSSI Kaltim berada di bawah naungan KONI Kaltim. Jadi kalau secara mendadak digulingkan dengan menunjuk orang lain sebagai penggantinya, ini sangat tak prosedural," ujarnya.

Dijelaskannya, kalau era dulu saat PSSI Kaltim masih bernama Komisaris Daerah (Komda), keputusan bisa langsung dikeluarkan PSSI karena Ketua Komda di daerah ditunjuk PSSI Pusat.

Namun saat ini hal tersebut tak bisa dilakukan. Kalaupun ada pembekuan pengurus atau penunjukan carteker, harus ada rekomendasi dari KONI Kaltim.

"PSSI Kaltim itu bagian dari anggota KONI Kaltim. Terpilihnya ketua pun melewati beberapa tahapan, termasuk diketahui PB cabor dalam hal ini PSSI Pusat, jadi tak bisa main tunjuk orang lain dengan mengeluarkan keputusan sepihak," tegasnya.

Berdasarkan laporan di bidang organisasi KONI Kaltim, PSSI Kaltim tak pernah melanggar aturan, dibuktikan dengan tidak pernah adanya laporan diterima KONI Kaltim tentang kejanggalan kepengurusan PSSI Kaltim di bawah komandoAchmad Amins.

"Kalau ada kesalahan dari PSSI Kaltim, tak usah PSSI Pusat yang menjatuhkan sanksi, sebab KONI Kaltim bisa melakukan pembekuan untuk selanjutnya dilaporkan ke PSSI Pusat," terangnya.

Subhan menyayangkan keputusan Djohar yang sebenarnya sangat tahu aturan organisasi olahraga seperti itu. Sebab Djohar pernah menjabat sebagai Sekjen KONI Pusat dan juga Deputi di Menegpora.

Ia menilai ada indikasi keputusan PSSI pusat itu untuk tujuan memecah belah persepakbolaan di Kaltim saat ini. Dengan menunjuk Viktor Yuan sebagai carteker, berarti akan ada dua kubu berseberangan.

"Ini seperti taktik penjajah dulu yakni mengadu domba, untuk kepentingan tertentu tanpa mempedulikan kondisi di daerah, sungguh disayangkan," tegas Subhan.


Bola.net