Jumat, 27 Januari 2012

Hindari Bentrok , The Jack adakan Nonton Bareng

Banyak jalan menuju roma mungkin ini ungkapan yang pas untuk para pendukung setia dari Persija Jakarta. Kali ini The Jakmania tidak bisa mendampingi tim kesayangan mereka dalam pertandingan lanjutan Indonesia Super League (ISL) melawan tuan rumah Persib Bandung.

Hal ini dilakukan karena kedua belah pihak suporter dikenal memiliki hubungan yang kurang baik pasca keduanya terlibat keributan dalam acara Kuis Siapa Berani di Indosiar, 12 Maret 2002 lalu.

Guna menghindari hal-hal yang kurang diinginkan maka 'The Jak' sapaan untuk pendukung setia Persija Jakarta mengadakan kegiatan Nobar (nonton bareng) untuk mendukung tim kesayangan mereka yang akan bertandang ke markas timMaung Bandung.

Ada beberapa titik acara nonton bareng yang akan digelar The Jakmania. Selain di stadion Lebak Bulus, nobar juga akan dipasang di beberapa titik seperti Kampung Asem, gang Mawar, Jengki Halim, yang diprakarsai Korwil JCC (Jakmania Condet-Cililitan). Pihak Korwil telah menyiapkan proyektor dan layar lebar yang bakal digunakan untuk nonton bareng tersebut.

Walaupun The Jakmania memutuskan untuk tidak berangkat ke Bandung, namun pihak Kepolisian Daerah Jawa Barat memastikan tetap memperketat pengamanan. Polda Jabar sudah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi termasuk dengan menyiapkan sejumlah kendaraan taktis (rantis) bagi para pemain pemain Persija.

Semoga pertandingan antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta tetap menunjung tinggi fair play.   

Fergie: Liverpool Masih Rival Terbesar Kami

Meski diganggu dengan kemunculan Manchester City sebagai kekuatan baru di Liga Premier, Sir Alex Ferguson bersikeras jika Liverpool masih menjadi rival terbesar Manchester United.

Setan Merah akan melawat ke Anfield akhir pekan ini melakoni laga putaran keempat Piala FA, yang akan menjadi duel klasik antara dua klub terbaik dalam sejarah sepak bola Inggris.

Dan meski banyak pihak menganggap United kini lebih memperhatikan kekuatan 'tetangga yang berisik' sementara The Reds berjuang mengembalikan kejayaannya, Ferguson tetap menegaskan jika pasukan Kenny Dalglish itu masih rival terbesar mereka.

"Anda harus melihat jika rivalitas dengan Manchester City menjadi lebih besar dari sebelumnya dalam hal intensitas permainan," tutur manajer asal Skotlandia itu pada The Guardian.

"Mungkin akan ada masa di mana kita tak akan mampu memisahkan keduanya. Namun saat ini, Liverpool masih rival kami. Bahkan pihak netral akan melihatnya sebagai yang terbesar sejauh ini. Lihat saja minat pada laga ini, sungguh tak ada duanya."

"Atmosfer di Anfield sungguh luar biasa. Hasil yang kami raih di Liverpool dalam dua atau tiga tahun terakhir tidaklah bagus, tapi kedua klub akan selalu memiliki momennya, namun ini sungguh rivalitas yang besar," pungkasnya.

Drama Kongres PSSI di Jakarta (I)

oleh : Yo Sugianto

MENARIK mengamati langkah pemerintah dalam menyikapi kisruh PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin Halid di awal tahun 2011 lalu. Usai Kongres di Pekanbaru yang berakhir ricuh, dengan pengambilalihan sidang oleh mereka yang tergabung dalam Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional (KPPN), hanya dalam waktu dua hari pemerintah bersikap keras dan tegas “Pemerintah menyatakan tidak mengakui lagi pengurus PSSI dibawah pimpinan Ketua Umum Nurdin Halid dan Sekjen Nugraha Besoes serta seluruh kegiatan keolahragaan yang diselenggarakan kepengurusan PSSI tersebut."

Pemerintah bersama dengan KONI-KOI menyatakan tidak lagi mengakui legitimasi PSSI dibawah kepemimpinan Nurdin Halid terkait dengan kegagalan kongres PSSI sesuai dengan instruksi FIFA. Menpora menilai bahwa pengurus PSSI tidak kompeten yang bisa terlihat dari ketidak-tertiban di dalam penentuan hak suara, distribusi undangan, penentuan peraturan pemilihan, agenda kongres serta tidak adanya pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan kongres.

Andi menjelaskan, kebijakan tersebut diambil berdasarkan kewenangan pemerintah yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 3 tahun 2007 serta Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2007. Kebijakan ini juga diambil demi menyelamatkan organisasi PSSI dan melindungi kepentingan persepakbolaan nasional.

Selain itu pemerintah juga menunggu sikap FIFA atas keputusan kongres PSSI tanggal 26 Maret 2011 di Pekanbaru yang diikuti oleh 78 anggota PSSI pemilik hak suara. Jika Keputusan Kongres tersebut disikapi secara positif oleh FIFA, maka Pemerintah bersama KONI/KOI mendukung segera dilaksanakannya kongres PSSI untuk memilih Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan Anggota Executive Committee PSSI Periode 2011-2015 sesuai jadual yang telah ditetapkan oleh FIFA yaitu sebelum tanggal 30 April 2011.

Terdapat 22 dasar pertimbangan yang membuat pemerintah mengambil keputusan itu, mulai dari situasi kongres Pekanbaru, UU Keolahragaan Nasional hingga FIFA Standard Electoral Code, Preamble (Preliminary Remarks).

Keputusan pemerintah itu mendapat kritikan dari anggota Komisi X DPR, Zulfadhli yang menilai bahwa pemerintah bersikap tidak adil dan tidak konsisten dalam menyikapi PSSI. Misalnya soal larangan orang parpol menjabat kepengurusan PSSI, kecuali untuk pimpinan KONI sesuai UU Keolahragaan Nasional. Dalam kenyataannya pemerintah mendiamkan saja orang parpol duduk di KONI.

Sedangkan Ketua Badan Futsal Nasional Gusti Randa menganggap bahwa apa yang diungkapkan Menpora tidak tegas karena masih menunggu sikap FIFA. “Masih ada apabila, apabila, apabila. Kalau masih banyak apabila itu bukan sebuah keputusan. Itu tidak menunjukkan ketegasan”, ujarnya.

Nurdin Halid sendiri menanggapi pernyataan Menpora itu dengan meminta kepada Presiden SBY untuk memecatnya. “Andi Alfian menerima KPPN, berkonsultasi dengan KPPN, memerintahkan sesuatu yang tidak benar. Karena itu saya memohon kepada Presiden SBY yang saya cintai untuk mencopot Saudara Andi Alfian karena tidak cakap menjadi Menpora”, kata Nurdin Halid. Permintaan ini ditanggapi dengan dingin oleh pihak istana negara

Pembentukan KN

Situasi makin memanas dan membuat FIFA melalui Komite Darurat turun tangan dengan membentuk Komite Normalisasi (KN) untuk menyelesaikan kemelut di PSSI dan persepakbolaan di tanah air. Hal itu diputuskan Komite Darurat FIFA, 1 April 2011, dan diumumkan di situs FIFA pada 4 April 2011. KN diisi tokoh- tokoh sepak bola Indonesia yang tidak bisa mencalonkan atau dicalonkan untuk mengisi posisi di PSSI.

"Menyusul situasi terakhir yang berhubungan dengan asosiasi sepakbola Indonesia, PSSI, Komite Darurat FIFA memutuskan pada tanggal 1 April 2011, sesuai dengan pasal 7, ayat 2 dari statuta FIFA, Komite Normalisasi akan mengambil alih dari komite eksekutif PSSI saat ini," bunyi pernyataan resmi FIFA dalam website resmi mereka.

Komite itu mengambil alih peran Komite Eksekutif PSSI dan akan berfungsi seperti Komite Pemilihan. Tiga misi komite itu adalah, pertama, menggelar kongres pemilihan sebelum tanggal 21 Mei 2011 sesuai Kode Pemilihan FIFA dan Statuta PSSI. Kedua, merangkul Liga Primer Indonesia (LPI) di bawah kontrol PSSI atau menghentikan liga tersebut secepat mungkin. Ketiga, menjalankan aktivitas keseharian PSSI dalam semangat rekonsiliasi demi kebaikan sepak bola Indonesia.

KN ini diketuai oleh Agum Gumelar yang mantan Ketua Umum PSSI dengan anggota Joko Driyono (CEO PT Liga Indonesia), Dityo Pramono (PSPS Pekanbaru), Sukawi Sutarip (Ketua Pengprov Jawa Tengah), Siti Nurzanah (Arema Indonesia), Hadi Rudiatmo (Persis), Samsul Ashar (Persik Kediri) dan Satim Sofyan (Pengprov Banten).

FIFA juga menegaskan, empat calon yang ditolak Komite Banding pada 28 Februari 2011 (Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, George Toisutta, dan Arifin Panigoro) tidak bisa dicalonkan sebagai Ketua Umum PSSI 2011-2015.

Di bulan yang sama, FIFA juga membentuk Komite Normalisasi untuk Bosnia setelah terjadi kisruh yang mirip dengan apa yang terjadi di Indonesia. KN yang dibentuk Komite Darurat FIFA pada 12 April 2011 ini mengambil alih tugas Federasi Sepakbola Bosnia dan Herzegovina (FFBH/NSBiH)
Keputusan FIFA terhadap pencalonan 4 nama itu mengundang reaksi keras, terutama dari pendukung AP dan GT. Di tengah situasi itu, KN memutuskan untuk mengadakanKongres PSSI untuk memilih Ketua Umum dan Exco, digelar pada 20 Mei 2011, yang kemudian ditentukan tempatnya di hotel Sultan Jakarta
KN juga membuka pendaftaran calon Ketua Umum, Waketum dan anggota Exco PSSI mulai 12-17 April 2011, yang kemudian diperpanjang 22 April. Perpanjangan ini dilakukan untuk menunggu hasil pertemuan Agum Gumelar dengan FIFA di markas FIFA, pada 19 April 2011 di Zurich, Swiss.

Kongres Dadakan

Pertemuan Agum dengan FIFA tak terlepas dari kencangnya tekanan terhadap KN oleh para pendukung AP dan GT yang tidak menerima keputusan FIFA tentang pelarangan keduanya. Berbagai manuver terus dilancarkan, termasuk mengubah Pertemuan Silahturahmi antara KN dengan para pemilik suara pada 14 April 2011 menjadi Kongres yang disetujui oleh Agum.

Dalam kongres dadakan itu dihasilkan keputusan pembentukan Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding (KB). Selain itu mencabut sanksi terhadap PSM Makassar, dan menentukan tiga kota yang akan akan dipilih sebagai tuan rumah PSSI 20 Mei 2011 yaitu Surabaya, Solo, dan Jakarta.

Personel KP yang dihasilkan tak jauh beda dengan hasil kongres di Pekanbaru, hanya bertambah dua anggota baru dan terdapat perubahan pada anggota pengganti. Mereka adalah Harbiansyah Hanafi (Persisam Samarinda, ketua), Wisnu Wardana (Persebaya Surabaya, wakil ketua), Hadiyandra (Pengprov Jambi, sekretaris). Dengan anggota, Dirck Soplanit (Pengprov Maluku), Erizal (Semen Padang), M Yasin (Pengprov Aceh), Sabarudin Labamba (Pengprov Sulawesi Tenggara), HM Baryadi (Pengprov Sumatera Selatan). Mereka dibantu anggota cadangan, Agus Santoso (Persiwa Wamena), Lambert Tukan (Pengprov NTT), dan Robertus Indratno (Persewar Waropen).

Sedangkan KB diketuai Ahmad Riyadh (Pengprov Jawa Timur), kemudian Rio Denamore (Persepar Palangkaraya), dan Umuh Muchtar (Persib Bandung). Dua anggota cadangan yakni Mohamad Muhdar (Persiba Balikpapan) dan Abdullah Pala (Pengprov Gorontalo).

Indikasi penekanan terhadap KN ini mendapat sorotan dari Koalisi Independen untuk rekonsiliasi Sepak Bola Nasional (Konsen) yang mensinyalir KN mulai diarahkan untuk melakukan tindakan sesuai kepentingan kelompok tertentu. Anggota Konsen, Effendi Ghozali melihat indikasi ini terjadi saat status Pertemuan Silaturahmi antara KN dengan pemilik suara di Hotel Sultan, 14 April lalu berubah menjadi Pra-Kongres bahkan selanjutnya menjadi Kongres. Dari kongres dadakan itulah kemudian muncul Komite Pemilihan dan Komite Banding. “Agum terlalu mengakomodasi 78 pemilik suara, terlalu mengikuti omongan mereka,” katanya.

Dari Solo, anggota Komite Normalisasi (KN) Hadi Rudyatmo menolak menandatangani hasil draf yang dianggap melenceng dari aturan FIFA pasca-Kongres PSSI dadakan. "Saya tidak mau menandatangani draf hasil kesepakatan dari 101 pemilik hak suara. Karena draf yang disodorkan itu tidak sesuai hasil yang dibicarakan dalam kongres dadakan," kata Hadi Rudyatmo, usai menerima utusan dari salah satu anggota KN yang datang dari Jakarta.

Hasil dari perjalanan singkat Agum ke Swiss adalah tetap tegasnya FIFA pada keputusannya (seperti dalam suratnya ke PSSI tertanggal 4 April 2011) bahwa Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, George Toisutta, dan Arifin Panigoro dilarang untuk maju lagi. FIFA juga memutuskan pembentukan KB bisa diteirma dan KP hasil bentukan Kongres dadakan 14 April 2011 tak diperlukan lagi..

Hasil ini kembali mendapat kecaman dari Kelompok 78, penjelmaan KPPN, yang menuduh terjadi manipulasi data ke FIFA. Mereka bahkan mendesak Agum mundur saja dari KN karena dianggap tidak mematuhi keputusan tanggal 14 April tentang pembentukan KP dan KB, tapi lebih memenuhi keputusaan FIFA.

Tak hanya itu, K78 juga menggugat FIFA ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) melalui pengacara Patrick Mbaya dengan gugatan setebal 16 halaman sejak tanggal 12 Mei 2011 lalu. Dalam suratnya tersebut, pengacara asal Belgia itu menguraikan kronologi kisruh yang terjadi di PSSI.

Sementara itu, KN menyatakan siap melaksanakan apapun keputusan dari CAS nantinya. Nama GT dan AP ditolak oleh Komite Normalisasi dalam keputusannya 13 Mei 2011 berdasarkan perintah FIFA. Padahal sebelumnya, Toisuta dan Panigoro sudah dinyatakan lolos oleh Komite Banding.

Menjawab tuduhan itu, Agum dalam wawancara di sebuah media online mengatakan “Jadi soal tuduhan kepada saya bahwa saya melaporkan hal yang berbeda kepada FIFA, tidak masuk akal. Bagaimana bisa? Situasi di sini kan transparan sekali. Semua media memuatnya, mulai cetak dan elektronik. Bagaimana saya bisa memanipulasi informasi kepada FIFA? Tidak mungkin. Saya laporkan apa adanya.”
(bersambung)

10 Kostum Legendaris


10. Juventus
Kostum ini dipakai Juventus sebagai peringatan 100 tahun berdirinya La Vecchia Signora. Warna merah jambu (pink) dipakai karena warna itulah yang dipakai saat Juve pertama kali berdiri. Untungnya, saat memasukki abad ke-20, kostum hitam-putih mulai dipakai. Jika tidak, mungkin julukan Juventus kini menjadi Colore Rosa (pink) yang jauh lebih feminim.
9. Kroasia, 1996
Pada penampilan perdananya di turnamen besar, Kroasia langsung menggebrak dunia karena berhasil masuk hingga perempat-final Euro 1996 di Inggris. Bermaterikan beberapa pemain bekas tim juara Piala Dunia Yunior 1987, Kroasia hanya kalah dari Jerman, yang akhirnya menjadi juara, di Old Trafford. Kostum kotak-kotak merah-putih juga menjadi inovasi tersendiri dalam kejuaraan itu.
8. Ajax Amsterdam
Kostum kandang Ajax seperti yang dikenakan Edgar Davids sudah melegenda
Bagian vertikal merah di tengah dan diapit oleh putih di masing-masing sisi menjadi ciri khas tersendiri bagi raksasa Belanda ini. Mungkin hanya perubahan sponsor yang memberikan sentuhan berbeda yang tak signifikan untuk jersey yang unik tetapi sederhana ini.
7. Denmark, 1986
Kostum ini mendatangkan cukup banyak kontroversi, serupa seperti kemunculan tim Skandinavia ini. FIFA sempat ikut campur dalam masalah ini, karena bukan hanya baju yang separuh merah dan putih, tetapi juga celana. Akhirnya, celana pun berubah menjadi putih, tetapi prestasi Denmark di Piala Dunia Meksiko 1986 tetap luar biasa dengan mencatat nilai sempurna di babak grup termasuk dari tim kuat Jerman Barat, tetapi akhirnya dibantai Spanyol di 16 besar.
6. Real Madrid, 1960-an
Kejayaan Real Madrid pada era 1960-an di atas lapangan hijau, bukan hanya memberikan inspirasi dari permainan mereka di lapangan, tetapi juga dari kostum tim yang digunakan. Warna putih polos dan tak dirusak oleh motif ataupun logo dicontoh oleh banyak tim, termasuk Leeds United dan kini LA Galaxy.
5. Jorge Campos, 1990-an
http://3.bp.blogspot.com/_TW0Tabe8JRA/TQCqL_BqvpI/AAAAAAAAAU4/o6qEmAXvqAM/s1600/galeriaequipacionesllama1.jpg
Inilah salah satu kostum kebanggaan Jorge Campos yang cenderung bercorak warna-warni
Kiper Meksiko ini menjadi satu-satunya peserta individu yang masuk dalam daftar ini. Kiper eksentrik ini dikenal dengan kepiawaiannya di bawah mistar, dan lebih karena kostumnya yang unik. Campos dikenal sering merancang sendiri kostum yang dipakai. Meskipun terkadang aneh dan tak masuk akal sehat, tetapi keberaniannya untuk tampil beda patut diacungi jempol.
4. Glasgow Celtic, 1967
Garis hijau putih polos yang membawa Celtic juara Liga Champions ini tanpa dilengkapi nomor punggung
Selain sukses meraih gelar Liga Champions, Glasgow Celtic juga berhasil mencuri perhatian karena jersey yang digunakan. Celtic pernah menggunakan kostum tanpa nomor punggung! Nomor hanya terdapat di celana, hingga akhirnya UEFA meminta Celtic untuk memasang nomor di punggung mereka.
3. Belanda (Johan Cruyff), 1974
Tampak jelas hanya terdapat dua garis hitam membujur di atas pundak dan lengan Cruyff serta nomor 14 pada celananya
Masalah sponsor, serupa seperti yang terjadi terhadap pebasket Michael Jordan pada Olimpiade Barcelona 1992, ternyata juga terjadi di dunia sepakbola. Johan Cruyff menolak memakai tiga garis yang menghiasi kostum tim Oranye pada Piala Dunia 1974 karena ia memiliki kontrak pribadi dengan Puma. Sebagai solusi, akhirnya hanya ada dua garis pada kostum Cruyff. Selain itu, Cruyff juga ngotot mengenakan nomor punggung 14, meskipun saat itu Belanda mengatur nomor punggung berdasarkan abjad pemain.
2. Prancis, 1984 dan 1998
Seragam yang dipakai Zidane saat juara Piala Dunia 1998 ini mirip dengan yang digunakan Michel Platini
Kostum Les Bleus pada Piala Eropa 1984 punya makna tersendiri bagi rakyat Prancis. Saat itu, Michel Platini berhasil membawa Prancis juara Euro 1984. Saat menggelar Piala Dunia 1998, Prancis memutuskan mengenakan kostum serupa seperti yang digunakan Platini pada 1984 dengan harapan Zinedine Zidane dkk. berhasil menjadi juara. Harapan itu terkabul, dan Zidane mengikuti jejak Platini mengangkat piala bergengsi bagi Prancis dengan kostum serupa.
1. Indonesia, 1956
Salah satu prestasi terbaik timnas Indonesia antara lain adalah lolos ke Olimpiade Melbourne 1956, dan bahkan sempat menahan imbang tanpa gol Uni Soviet, sebelum akhirnya Uni Soviet berhasil menggilas Indonesia pada partai ulangan dan kemudian berhasil meraih medali emas. Kostum hijau putih konon menjadi salah satu kostum yang digunakan tim Merah Putih saat itu dan kemudian sempat dipakai hingga 1981. Setelah hilang lebih dari dua dasawarsa, unsur hijau kembali hadir untuk kostum Piala Asia 2007. Kostum untuk Piala Asia 2007 itu mendapat sambutan hangat karena pemasaran yang cukup gencar dan dijual bebas, tetapi sayang kemiripan warna itu tidak mencapai keberhasilan yang sama seperti Prancis. Tim PSSI mampu tampil cukup baik pada Piala Asia 2007, tetapi kemudian harus mengakui kehebatan raksasa Asia lain dan setelah itu Garuda kembali meredup.

10 Kostum Tim Sepak Bola Teraneh


Jelang musim 2009-2010 nyaris semua klub merilis kostum kandang baru. Namun, tak semua kostum tersebut tampil dengan rancangan terbaiknya. Ada 10 kostum yang disebut Sport UK sebagai yang terburuk.


10. Chelsea

Kostum ini terlihat memiliki plat dada di bagian kanan dan kiri bahu. Hal ini, bahkan membuatnya dicap sebagai kaos Robocop karena bentuknya yang aneh.

haxims.blogspot.com


9. Bayern Munich

Rancangan bahunya nyaris sama dengan yang dikenakan Chelsea musim depan. Namun, bedanya seragam ini menggunakan bentuk leher aneh dan terlihat menggunakan resleting. Bukan pilihan menarik buat sebuah klub sepakbola

haxims.blogspot.com


8. New York Red Bulls

Niat hati klub asal Amerika Serikat ini adalah mendatangkan sponsor dengan bayaran besar. Namun sebagai ganjaran, mereka harus menempatkan lambang sang sponsor di bagian depan kostum dengan ukuran besar. Hal itu membuat Red Bulls seperti iklan berjalan dengan rancangan buruk.

haxims.blogspot.com


7. Bari

Sebagai klub Italia, adalah hal wajar buat Bari memperhatikan penampilan. Dengan mengutamakan kesederhanaan seragam baru pun dibuat. Namun kata 'sederhana' diresapi terlalu dalam oleh sang perancang. Sehingga kaus tersebut terlihat terlalu sederhana dan tak menggambarkan kebesaran sebuah klub darinya.

haxims.blogspot.com


6. Lazio

Untuk rancangan yang satu ini, sponsor dianggap jadi biang keladinya. Niat hati ingin menyamakan rancangan rival, Puma malah membuat seragam Lazio tampak lucu. Bentuk leher V berwarna coklat terang sangat kontras dengan warna biru kebanggaan Lazio.

haxims.blogspot.com

haxims.blogspot.com


5. Monarcas Morelia

Satu-satunya yang salah dari rancangan klub asal Meksiko ini adalah warna. Selain terlalu terang, perpaduannya dengan logo sponsor pun tampak seperti seragam Taman Kanak-kanak.

haxims.blogspot.com


4.Bury

Hampir sama dengan Monarcas, masalahnya hanya warna. Bury memadukan coklat dengan biru, bukan paduan yang terlihat untuk dipandang.

haxims.blogspot.com

haxims.blogspot.com


3. Everton

Klub sekota Liverpool ini ingin membawa kenangan di era 1980an dengan leher berbentuk V. Namun, bentuk tersebut terlalu ekstrem hingga terlihat kalau penggunanya menggunakan dua baju dalam satu waktu.

haxims.blogspot.com


2. Bolton

Rancangan bagian depan Bolton dihiasi lambang sponsor terlalu besar. Lambang itu membuat garis horizontal di bagian muka terpotong. Sepertinya lambang itu dipasang dengan sembarangan.

haxims.blogspot.com


1. Getafe

Entah berapa uang yang dibayar oleh sponsor Getafe. Yang jelas seragam musim depan klub Spanyol itu seperti seragam karyawan restoran cepat saji. Tak cukup sampai di situ, bagian dalam seragam itu juga berlambang sang sponsor. Sehingga bila pemain mencetak gol dan merayakan gol dengan mengangkat baju, maka lambang sponsor tetap terlihat.

haxims.blogspot.com

haxims.blogspot.com

20 Mantan Pacar Cristiano Ronaldo

Niki Ghazia






















Nuria Bermudez















Paris Hilton






















Karina Bacchi






















Karina Ferro






















Nereida Gallardo






















Luana Belleti














Daniele Aguiar






















Diana Chavez























Maria Sharapova






















Isabel Figueir






















Gabriela Endringer















Luciana Abreu






















Raffaella Fico






















Marina Rodriguez






















Letizia Filipi













Imogen Thomas






















Kim Kardashian






















Bipasha Basu























Gemma Atkinson

10 Stadion Termegah di Indonesia

1.Stadion Gelora Bung Karno


Stadion Yang biasa Disebut SUGBK (Stadion Gelora Bung Karno ) ini terletak di
Jakarta Pusat , Stadion yang mulai dibangun pada 8 februari 1960 ini pernah direnovasi pada tahun 2007 (sebelum asiancup dimulai )
Stadion milik Timnas Indonesia dan Klub Persija Jakarta ini sering digunakan untuk acara Internasional seperti Friendly Match dengan negara lain, asian Game, Asian cup, seagame dan final liga2 domestik .
Stadion ini Berkapasitas 88.083 tempat duduk.




2. Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya


Glora Bung Tomo adalah stadion terbesar ke 2 di indonesia sekaligus terbesar di Jawa timur,Stadion ini terletak di Surabaya bagian barat.
Stadion merupakan kandang dari klub Persebaya Surabaya. Stadion ini dibangun pada tahun 2008 dengan kapasitas 55ribu tempat duduk.





3.Stadion Palaran Samarinda



Stadion ini diproyeksikan untuk acara pembukaan dan penutupan PON XVII 2008 Kalimantan Timur. Stadion ini merupakan stadion pertama di Indonesia yang seluruh tempat duduknya memakai kursi V.I.P penonton.Stadion dari klub Pesisam Samarinda ini memiliki kapasitas kurang lebih 50.000 kursi.





4.Stadion Gelora Sriwijaya (Jakabaring)



Stadion Gelora Sriwijaya yang terletak di daerah jakabaring Palembang ini bisa dikatakan Stadion Cadangan SUGBK , itu terbukti sering di helatnya laga besar pertandingan internasional maupun nasional Stadion milik club Sriwijaya FC ini berkapasitas 40.000 tempat duduk.






5.Stadion Harapan Bangsa Aceh











Stadion Harapan Bangsa ini terletak di Banda Aceh (NAD), Stadion ini mengalami Renovasi dilakukan pasca tsunami yang melanda daerah aceh dan sekitarnya dengan bantuan dana oleh FIFA.








6.Stadion Maguwoharjo Sleman


Stadion Yang menjadi Tempat pengungsian Korban merapi beberapa hari lalu ini terletak di Sleman , Stadion Berkapasitas 40rb Penonton ini adalah milik klub PSS Sleman dan Pro Duta.






7.Stadion Si Jalak Harupat



Stadion Si Jalak Harupat adalah suatu stadion olahraga yang berlokasi di desa Kopo dan Cibodas, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Nama Si Jalak Harupat diambil dari julukan salah seorang pahlawan dari Bandung yaitu Otto Iskandardinata.
Stadion milik Persib Bandung iini berkapasitas 40.000 Penonton.










8.Stadion Gajayana Malang












Stadion Yang terletak di malang jatim ini adalah stadion tua peninggalan jaman belanda Stadion ini mulai dibangun pada tahun 1924 dan dibuka tahun 1926. Kemudian pada awal 90-an stadion mengalami renovasi sehingga dapat menampung sekitar 15.000 penonton.
Stadion ini kedepan terus berbenah untuk menjadi stadion bertaraf internasional dengan kembali melakukan renovasi besar-besaran pada 2006.
Sekarang Stadion Milik Arema Malang ini berkapasitas 35.000 Penonton.















9.Stadion Gelora 10 Nopember (Tambaksari)


Stadion Gelora 10 Nopember merupakan stadion sepakbola yang berada di daerah Tambaksari, Kota Surabaya, Ibukota Provinsi Jawa Timur. Stadion ini merupakan markas dari klub legendaris juara dua kali Liga Indonesia Divisi Utama, Persebaya Surabaya. Stadion Ini Berkapasitas 35rb penonton







10.Stadion Kanjuruhan Malang









Stadion Kanjuruhan adalah stadion sepakbola yang terletak di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur atau sekitar 26 kilometer dari pusat kota Malang. Stadion Kanjuruhan dibangun sejak tahun 1997 dengan biaya lebih dari 35 miliar. Tanggal 9 Juni 2004, stadion ini diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri, saat pembukaan digelar pertandingan kompetisi Divisi I Liga Pertamina Tahun 2004, antara Arema melawan PSS Sleman. Pertandingan berakhir untuk kemenangan Arema 1-0. Stadion ini merupakan kandang klub Arema Indonesia dalam melakukan pertandingan di Super Liga Indonesia yang memiliki kapasitas kurang lebih 35.000 penonton.