Jumat, 20 Januari 2012

Profil Widodo C Putra; Figur Rendah Hati dengan Segudang Prestasi

20 Januari 2012 10:30:39 WIB

Jakarta--Widodo Cahyono Putro seperti mendapat durian runtuh ketika ditunjuk PSSI sebagai pelatih anyar Timnas U-21 Indonesia. Berikut selintas profilnya.

PSSI resmi menunjuk Widodo sebagai arsitek anyar Timnas 'Garuda Muda'. Sebuah misi berat langsung diusung Widodo di awal kiprahnya membesut timnas U-21. Dia harus bergerak cepat untuk membentuk skuad pada Kejuaraan Piala Hassanal Bolkiah di Brunei Darussalam, 27 Februari hingga 5 Maret 2012.

Nama Widodo sebenarnya sudah tidak asing lagi di telinga para pecinta sepakbola nasional. Sebagai pemain, Widodo kerap mengharumkan nama Indonesia di ajang kejuaraan internasional.

Publik Sepakbola nasional tentunya masih ingat dengan gol spektakulernya dengan cara bersalto saat melawan Kuwait, yang kemudian dinobatkan sebagai gol terbaik Piala Asia 1996.

Sebagai seorang pemain, Widodo memulai kiprahnya di dnuia lapangan hijau dengan bergabung di sebuah klub bernama Warna Aging. Bakat menterengnya kemudian terendus oleh Endang Witarsa dan kemudian menhajaknya bergabung ke Petrokimia Gresik.

Nama Widodo semakin mengkilap ketika berkostum Petrokimia dan kemudian membuatnya terpilih masuk ke dalam skuad Timnas Senior Indonesia di ajang Piala Asia 1996. Di klub yang bermarkas di Gresik itu, Widodo cukup lama merumput. Tak hanya sebagai pemain, dia juga pernah mengarsiteki Petrokimia Putra.

Di bawah bendera Petrokimia Putra, Widodo pernah membawa tim ini menjuarai Liga Indonesia 2002. Saat itu Petrokimia Putra dilatih Sergei Dubrovin, arsitek dari Moldova--negara pecahan Uni Sovyet.

Sayang, klub yang lama malang-melintang di kompetisi Galatama dan Liga Indonesia akhirnya membubarkan diri. Padahal, klub ini memiliki pendukung fanatik dan stadion sangat representatif.

Setelah hijrah ke Persija Jakarta selama empat musim, Widodo kemudian kembali ke Petrokimia Gresik dan memutuskan untuk mengakhiri karier sepakbolanya di klub tersebut.

Sebagai seorang pelatih, kiprah Widodo juga dimulai di Petrokimia Gresik pada musim 2004. Semusim kemudian, Widodo memutuskan pindah ke Persijap Jepara dan menjadi asisten pelatih selama dua musim.

Berkat kemampuan ciamiknya dalam meracik tim dan juga menelurkan taktik brilian, Widodo kemudian dipercaya Badan Tim Nasional (BTN) untuk menjadi asisten pelatih kepala Timnas kala itu, Alfred Riedl.

Prestasinya bersama timnas senior pun cukup membanggakan. Widodo sukses mengantar timnas senior Indonesia menjadi juara dua Kejuaraan AFF Suzuki Cup pada 2010 lalu.

Setelahnya, Widodo kemudian dipercaya untuk membantu Pelatih Rahmad Darmawan dalam menukangi Timnas U-23. Bersama timnas U-23, Widodo juga sukses mempersembahkan pretstasi gemilang dengan mengantar Timnas 'Garuda Muda' meraih medali perak.

Kini, beban berat berada di pundak Widodo dengan target memberikan prestasi maksimal bagi Timnas U-21 Piala Hassanal Bolkiah di Brunei Darussalam, 27 Februari hingga 5 Maret 2012. Apalagi, Widodo juga dituntut untuk membentuk tim dengan waktu sangat mepet.

Namun, berbekal banyaknya asam garam yang telah ditelannya dalam dunia sepakbola. Bukan tidak mungkin taktik jitunya nanti bakal memberikan prestasi gemilang bagi Timnas U-21. [air]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar