Rabu, 09 November 2011

DONGENG SEBELUM TIDUR Dari Admin BBN buat Member



sejarah kompetisi sepakbola di Indonesia.
Perserikatan atau Persyerikatan adalah kompetisi sepak bola Indonesia yang pertama kali dilaksanakan pada tahun 1931. Cikal bakal kompetisi ini dimulai ketika pada tanggal 19 April 1930,
PSM Yogyakarta (PSIM Yogyakarta) bersama dengan
... VIJ Jakarta (sekarang Persija Jakarta),
BIVB Bandung (Persib Bandung),
IVBM Magelang (PPSM Magelang),
MVB Madiun (PSM Madiun),
SIVB Surabaya (Persebaya Surabaya) dan
VVB Solo (Persis Solo)
turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta.
Setelah melalui perbagai pertemuan akhirnya disepakati berdirinya organisasi induk yang diberi nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (PSSI) pada tahun 1931 dan berkedudukan di Mataram.
Sejak tahun itu pulalah kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan.
Sebelum ada perserikatan sebenarnya ada kompetisi di Indonesia yang di Mulai pada tahun 1914 yang di selengarakanoleh NIVB (Nederlandsch-Indische Voetbalbond)/ PSSI-nya Hindia-Belanda yaitu Kejuaraan Antar Kota Hindia Belanda.
Sampai tahun 1979 Kejuaraan Nasional Perserikatan merupakansatu-satunya kompetisi tingkat nasional di Indonesia. Kejuaraan Nasional Perserikatan bersifat amatir. Mulai tahun 1979 Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menyelenggarakan kompetisi sepak bola semiprofesional, diberi nama Liga Sepak Bola Utama disingkat menjadi Galatama. Galatama merupakan salah satu pioner kompetisi semiprofesional dan profesional di Asia selain Liga Hong Kong.
Hingga musim kompetisi 1982 PSSI mengizinkan penggunaan pemain asing di pentas Galatama.Ada satu orang pemain asing asal Singapura yang sangat tenardi kompetisi Galatama yaitu FandiAhmad yang memperkuat Niac Mitra Surabaya. Bersama Niac Mitra Fandi Ahmad berhasil membawa klubnya menjadi jawara di Galatama. Namun setelah itu Fandi Ahmad harus keluar dari Indonesia karena adanya regulasi larangan penggunaan pemain asing di Galatama.
Galatama semula diikuti hanya delapan klub. Selanjutnya berkembang terus dan meramaikan putaran kompetisi nasonal yang selama itu pelaksanaannya kurang teratur. Namun Galatama menimbulkan masalah baru, karena klub-klub perserikatan menganggap kehadiran Galatama sebagai hal yang tidak menyenangkan, yang terlalu dimanjakan.
Pada awal-awal kompetisi, minat masyarakat bola cukup tinggi sehingga mampu menyedot setiap pertandingan. Namun di tengah-tengah minat yang tinggi itulah, klub-klub Galatama digerogoti pengaturan skor yangdilakukan oleh para petaruh/penjudi. Akibatnya beberapa pemain yang ketahuan kena suap, diajukan ke pengadilan, demikian juga para penyuapnya. Pamor Galatama dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Terlebih sejak dikeluarkannya pelarangan pemain asing, kemudian adanya kecurigaan main mata antarbeberapa klub, diperparah isu suap. Galatama bukan hanya ditinggalkan penonton, satu per satu klub pesertanya mengundurkan diri.
Tidak hanya itu, wajah sepakbolaIndonesia kemudian menjadi semakin beringas. Ketidakpuasanterhadap kepemimpinan wasit, kekurangdewasaan penonton dalam menerima kekalahan dengan mudah dapat menyulut emosi. Kerusuhan demi kerusuhan begitu cepat berubah menjadi amuk. Apalagi hal ini diperparah oleh ketidaktegasan PSSI dalam bersikap pada setiap kasus kerusuhan, sehingga tidak juga menimbulkan efek jera. Akhirnya mimpi-mimpi sepakbolaIndonesia menuju pentas dunia, seperti yang dulu dikampanyekan oleh PSSI-pun semakin jauh dari kenyataan.
Menjelang musim kompetisi 1993-1994, tak banyak klub-klub Galatama yang bisa bertahan darikesulitan finansial. Sungguh berbeda dengan tim-tim asal perserikatan yang masih bisa eksis karena ditopang dana APBD. Untuk menyelamatkan klub-klub Galatama tersebut, PSSI akhirnya melakukan sebuah revolusi dengan membuat sebuah kompetisi baru dengan menggabungkan tim perserikatan dengan Galatama yang dikenal dengan Liga Indonesia pada tahun 1994.
Pada tahun 1994, PSSI menggabungkan Perserikatan dan Galatama dan membentuk Liga Indonesia, memadukan fanatisme yang ada di Perserikatan dan profesionalismeyang dimiliki Galatama. Dengan tujuan meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia. Dalam perjalanannya liga indonesia jugatidak berjalan mulus, krisis politikpada tahun1998 juga mempengaruhi animo masyarakat sepakbola nasional, sepakbola indonesia berusaha untuk bangkit. Ketika tahun 2006sepakbola nasional dalam hal ini liga indonesia mulai didatangi para peminatnya, rating televisi meningkat, animo penonton ke stadion pun juga kembali tinggi.
Liga Super Indonesia adalah kompetisi sepak bola antar klub profesional level tertinggi di Liga Indonesia.
LSI diselenggarakan oleh PT Liga Indonesia (dahulu BLI) yang dimiliki oleh PSSI.
LSI dikuti 18 tim terbaik yang akan saling bertanding satu putaran penuh kompetisi 34 pertandingan, kandang dan tandang. Sistem operasi untuk setiap klub peserta dengan promosi dari dan degradasi ke Divisi Utama.
#Junichi Minasuya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar